Minggu, 13 Desember 2009

Reportase: Semalam Lagi Bersama Eliana

Sekitar tujuh puluh orang hadir saat Budi Warsito, pengelola Rumah Buku/Kineruku, membuka acara. Hujan turun rintik-rintik. Tidak besar, tetapi terasa. Hanya segelintir pengunjung yang duduk di atas karpet yang digelar di atas hamparan rumput, karena kebanyakan lebih memilih berdesakan di teras belakang yang dinaungi atap. Beberapa laron terbang di dekat layar. Perangkat pemutar film sudah diselubungi plastik.

“Mungkin kalau orang sebanyak ini berdoa bersama-sama dalam hati masing-masing, hujan nggak jadi deras,” tukas Budi, meyakinkan pengunjung serta dirinya sendiri.

Sabtu petang (28/11), di Jalan Hegarmanah 52, Kineruku Special Screening diselenggarakan dalam suasana nostalgia. Rumah Buku/Kineruku mengajak para penikmat film di Bandung menengok ke belakang, untuk sekali lagi melihat film Eliana, Eliana (2002) yang pernah berlayar di bioskop-bioskop Indonesia kurang lebih tujuh tahun silam. Menyimak kembali Eliana, Eliana, pengunjung tak hanya bisa melakukan retrospeksi terhadap karya-karya para pembuat filmnya, namun juga berkesempatan mengukur sejauh mana sejarah film Indonesia melangkah sejak dirilisnya film ini. Apalagi kali ini hadir pula pembuat filmnya: Riri Riza dan Prima Rusdi.

Jam tujuh malam para penonton lantas bertemu dan berkenalan lagi dengan Eliana (Rachel Maryam). Gadis itu baru saja menendang ... (foto acara dan lanjutannya bisa dicek di sini)

(Reportase ini dibuat untuk Rumah Buku/Kineruku. Menulisnya cukup susah karena sebetulnya masih banyak lagi yang bisa ditulis. Penutupannya dibuat terburu-buru, supaya cepat bisa dikirim. Sempat kaget juga waktu membacanya lagi ternyata ada kata merubah, bukannya mengubah! Padahal saya tahu itu salah sejak kecil! Majalah Bobo pernah membahas perihal salah kaprah ini dengan gambar rubah sebagai ilustrasi. Untung saja ketika saya cek di webzine, yang tertera adalah kata mengubah. Terima kasih, Editor!)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar